Senin, 28 November 2011

PENENTUAN TITIK DIDIH AIR


A.    TUJUAN PERCOBAAN
Menunjukan bahwa titik didih air bergantung pada tekanan (P) dapat mencatat data temperatur dan sesuai dengan tekanan sistim sesuai dengan kurva titik didih air.
B.    ALAT YANG DIPAKAI

·       Labu alas bulat dan termomete
·       Manometer bejana U
·       Klem dan statif
·       Oil bath dan Heater
·       Gelas ukur 500 ml
·       Selang silikon
·       Penjepit selang

C.    BAHAN YANG DIPERGUNAKAN

·       Air

D.    DASAR TEORI
Air dalam suatu wadah yang tertutup dimana sedang mendidih akan menghasilkan banyak gelembung besar yang terbentuk dalam wadah dan muncul kepermukaan. Ketika gelembung itu terbentuk larutan yang semula menenpati ruang menyemak dan permukaan cairan didalam wadah dipaksa untuk naik melawan tekanan dari bawah yang ditimbulkan oleh atmosfer. Hal ini hanya terjadi apabila tekanan uap dari cairan sudah sama dengan tekanan atmosfer yang ada saat itu. Jika tekanan uap lebih kecil, tekanan atmosfer akan membuyarkan gelembung. Suhu pada saat cairan mendidih disebut titik didih, dimana suhu pada saat tekanan uap sama dengan tekanan atmosfer.
Dalam pembahasan diatas, jelas bahwa titik didih cairan tergantung pada tekanan atmosfer saat itu, semakin tinggi tekanan atmosfer maka semakin tinggi suhu yang harus diberikan untuk menyamai tekanan uap. Titik didih cairan pada 1 atm dirujuk sebagai titik didih normal. Untuk air titik didihnya 100
°C. Pada tekanan yang lebih tinggi, titik didihnya pun lebih tinggi, pada tekanan yang rendah (dipuncak gunung), titik didihnya lebih rendah pula.
Kemampuan cairan untuk mendidih dengan mempertahankan suhu menjadi jelas apabila kita memasak makanan dengan menggunakan air. bila air telah mendidih, suhunya akan tetap konstan, sepanjang air masih berada disekitar makanan, kita tidak perlu khawatir makanan akan menjadi gosong. Kenyataan ini membuktikan bahwa titk didih akan mengalami perubahan apabila terjadi perubahan tekanan.
Beberapa senyawa berhidrogen dari unsur dalam golongan IVA, VA, VIA, dan VIIA, mari kita lihat senyawa dari golongan IVA dulu, sebab mereka membentuk pola yang hampir ideal. H2O, NH4, dan HF menunjukkan titik didih yang jauh lebih tinggi dibandingkan yang kita ramalkan, jika hanya gaya london yang ada diantara sesama molekulnya. Ramalan itu didapat dengan mengekstrapolasi kecenderungan diantara unsur yang lebih berat dalam golongan yang bersangkutan. sekali lagi, kita melihat pengaruh ikatan hidrogen, yang ada diantara molekul H2O, NH2 dan HF, tetapi tidak ada dalam senyawa berhidrogen lainnya dari unsur non logam.
Barangkali Anda telah memperhatikan bahwa air menunjukkan titik didih lebih tinggi dari pada hidrogen fluorida, sekalipun HF lebih polar dibandingkan H2O. Tampaknya ini bermula dari banyaknya ikatan hidrogen yang dapat dibentuk. Dalam HF, setiap molekul berikatan hidrogen dengan dua molekul lainnya, sedangkan dalam air, setiap molekul dapat berikatan dengan empat lainnya, walaupun HF membentuk ikatan hidrogen yang sedikit lebih kuat dari pada air, kekuatan total empat ikatan hidrogen pada molekul air melampaui kekuatan total dua ikatan hidrogen pada molekul HF.
Ikatan hidrogen dalam NH3 jauh lebih kuat dibandingkan dalam H2O atau HF sebab elektronegativitas nitrogen jauh lebih rendah. Selain itu, nitrogen dalam NH3 hanya mempunyai satu pasangan (elektron) menyendiri yang dapat membentuk ikatan hidrogen, sehingga setiap molekul rata-rata hanya dapat memegang dua ikatan hidrogen satu dari molekul NH3 lain, dan satu kemolekul NH3 lain. Karena itu kekuatan total ikatan hidrogen dalam NH3 begitu kecil sehingga NH3 mempunyai titik didih lebih rendah dibandingkan HF atau H2O. 
E.    DATA PENGAMATAN
Waktu (menit) Suhu (°C) Dp ( mmHg ) P absolut ( mmHg )
NO
Suhu (0C)
∆P
Waktu
P absolut
Lingkungan
Labu
1
90
35
69,8
0
747,8
2
80
29,6
64,7
5
737,3
3
74
28
62,7
10
733,7
4
72
26,5
61
15
730,5
5
69
25
59,6
20
727,6
6
66
24,1
58,7
25
725,8
7
64
23,4
57,9
30
724,3
8
61
22,5
57,2
35
722,7
9
59
22
57,6
40
722,6
10
57
21,5
56,1
45
720,6
11
56
21
55,8
50
719,8
12
50
20,3
53,2
68
715,4
13
45
19,5
54
112
716,5
14
40
19,5
54,2
187
716,7

 

F.    PERHITUNGAN
 Untuk mencari perubahan panas
Q = V . c . DT .
Dik :    V        =  1000 ml
          c           = 4,1868 ( tetapan panas spesifik air)
DT      = 25,25 0C
s         =  menit
Dit :    Q         = .......... ? KJ/s
V        = 1000 ml = 1 L
V        = L . r
          = 1 L . 1 Kg/L
           = 1 Kg

DT1    = 900C-320C = 580C
DT2    =400C-320C = 80C
DT      =  DT1- DT2
I              In DT1
                DT2
= 580C – 80C
               In 580C/80C
= 50
  1,98
= 25,250C
Q       = m . c . T . 60/t
Q       = 1 kg . 4,1868 kj/kg . 25,250C . 60
                                                        187
= 33,91 Kj/h
= 33910 j/h
G.   PEMBAHASAN HASIL PERCOBAAN
Pada saat dilakukan pendinginan labu dengan cara menyirami permukaan labu dengan air terdapat gelembung-gelembung air yang seakan-akan mendidih, dimana hal ini terjadi karena adanya kesamaan antara tekanan uap dengan suhu pada saat itu dimana apabila kita meningkatkan laju kalor pada air permukaan labu akan memicu terjadinya gelembung gas lebih cepat.
H.    KESIMPULAN
·       Titik didih adalah merupakan suhu dimana suatu cairan dalam keadaan mendidih
·       Titik didih suatu cairan dipengaruhi oleh tekanan yang mana apabila tekanan suatu cairan pada suatu tempat meningkat, maka secara otomatis titik didihnya pun ikut meningkat, dan apabila tekanan disekitarnya mengalami penurunan maka titik didih suatu cairan akan menurun.

I.      DAFTAR PUSTAKA
Buku penuntun praktikum DPK, disadur dari PEDC BANDUNG.








Tidak ada komentar:

Posting Komentar