I. TUJUAN
· Dapat melakukan langkah-langkah percobaan dengan benar
· Dapat mentukan rumus empiris suatu senyawa
· Dapat menghitung hasil percobaan yang telah dilakukan
II. PERINCIAN KERJA
· Menyiapkan peralatan dan zat yang akan digunakan
· Melakukan pemanasan sampel
· Melakukan penimbangan hasil yang diperoleh
III. ALAT YANG DIPAKAI
· Pemanas bunsen
· Tabung reaksi besar 2 buah
· Statif dan klem
· Timbangan
· Spatula
· Sarung tangan
· Pengaduk kaca
· Pipet volume 10 ml
· Balb
IV. BAHAN YANG DIGUNAKAN
· Tembaga klorida atau senyawa X
· Larutan HNO3 pekat
· HCl 6M dan HCl pekat
· Logam Zn
V. DASAR TEORI
Beberapa unsur dapat membentuk lebih dari satu senyawa dengan oksigen atau unsur bukan logam lain. Sebagai contoh besi membentuk tiga oksida dengan rumus FeO ; Fe2O3 dan Fe2. Oksida ini seperti senyawa biner berisi dua unsur yang sama, dapat digunakan untuk mengilustrasikan hukum kelipatan perbandingan jika kita mulai dengan 1 mol Fe : banyaknya mol yang bergabung dengan jumlah besi berurutan 1, 3/2, dan 4/2. semua bilangan ini merupakan fraksi sederhana seperti diperoleh hukum. Oleh analisa suatu zat senyawa seperti oksida besi, kita dapat menemukan rumus dan cek validitas dari hukum kelipatan perbandingan. Dalam eksperimen ini, kita akan mempelajari beberapa senyawa biner yang berisi tembaga dan clorida. Kita akan diberi suatu sampel yaitu senyawa 1 (tembaga klorida).
Pada pemanasan sampel A akan terurai menjadi senyawa tembaga klorida yang lain (senyawa 2), yang membebaskan klorida (CL2).
Reaksi yang terjadi dapat dikemukakan sebagai berikut :
CuCl x panaskan CuCl y + Cl2
CuCl x panaskan CuCl y + Cl2
1 2
Kita akan merubah senyawa 2 menjadi tembaga oksida (senyawa 3) dengan perlakuan asam
nitrat yang kemudian dipanaskan.
Reaksi yang terjadi seperti pada persamaan berikut :
CuCl y + O2 CuO + Cl2
CuCl y + O2 CuO + Cl2
Tembaga oksida kemudian direduksi menjadi tembaga oleh pemanasan dengan adanya gas alam. Dengan penimbangan sampel pada akhir sebuah step dalam deret reaksi ini, kita dapat menentukan massa dari senyawa 1, 2 dan 3 bersama massa tembaga yang ada. Dari data ini, dan massa atom tembaga klorida dan oksigen, kita dapat menemukan rumus dari dua klorida dan oksida dan menentukan hukum kelipatan perbandingan menggunakan senyawa tembaga klorida.
VI. DATA PENGAMATAN
· Berat tabung reaksi kosong = 30,4063 gram ( a )
· Berat tabung reaksi + tembaga klorida = 31.3982 gram (b)
· Berat Tabung setelah pemanasan I = 31,1752 gram
· Berat tabung reaksi setelah pemanasan II (CuO) = 30,8510 gram ( c )
· Berat tabung reaksi setelah pemanasan III (Cu) = 30,7285 gram ( d )
· Berat CuCl (b-a) = 0,9919 gram ( e )
· Berat CuO (c-a) = 0,4447 gram ( f )
· Berat Cu (d-a) = 0,3222 gram ( g )
· Berat Cl (e-g) = 0,6697 gram (h )
· Berat O (f-g) = 0,1225 gram (i)
VII. PERHITUNGAN
Menghitung jumlah Cu dan Cl yang ada dalam sampel.
CuxCly Cux + Cly
Dimana :
Cux = g Cu = 0,3222 = 0,0050 mol
Mr Cu 65
Cly = g Cl = 0,6697 = 0,0189 mol
Mr Cl 35,5
Jadi mol Cux : mol Cly = 0,0050 : 0,0189 = 1: 3
Jadi rumus CuxCly = CuCl3
Untuk menghitung perbandingan antara Cu dan CuCl3 adalah
Menghitung jumlah Cu dan CuO dan menentukan perbandingannya
CuxOy Cux + Oy
Cux = g Cu = 0,3222 = 0,0050 mol
Mr Cu 65
Oy = g O = 0,1225 = 0,0077 mol
Mr O 16
Jadi perbandingan antara Cu dan O adalah
Cu : O = 0,0050 : 0,0077 = 1 : 1
Jadi rumus CuxOy adalah CuO
Perbandingan dengan Cu terhadap CuO
VIII. PEMBAHASAN
Dalam percobaan ini, kita akan membuktikan adanya hubungan kelipatan perbandingan dengan menentukan rumus sederhana suatu senyawa, misalnya tembaga klorida dan tembaga oksida. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam percobaan ini yaitu pada saat pemanasan dan pencampuran bahan dengan larutan yang lain harus dilakukan dalam lemari asam, agar gas-gas yang dikeluarkan pada saat pemanasan tidak terhirup langsung. Kedua pada saat penimbangan, Zat yang akan ditimbang harus benar-benar dingin, karena apabila tidak dingin maka akan mempengaruhi hasil penimbangan yang diperoleh. Setelah dilakukan tahap pemanasan dan penimbangan maka dilanjutkan dengan perhitungan mol Zat yang digunakan dari data yang diperoleh.
IX. KESIMPULAN
Dari data percobaan hukum kelipatan perbandingan diperoleh :
Rumus senyawa X untuk tembaga klorida = CuCl3
Rumus tembaga oksida = CuO
Kita lihat dari banyaknya mol yang bergabung dengan jumlah 1/1 untuk Cu/CuCl3 dan 1/1 untuk Cu/CuO, yang merupakan fraksi sederhana, seperti yang diperoleh dari hukum kelipatan perbandingan yang berbunyi: “Bila 2 unsur bersenyawa membentuk lebih dari satu senyawa maka bobot-bobot unsur lain berbanding sebagai bilangan bulat sederhana “
X. DAFTAR PUSTAKA
E.J.Slowinski, Chemical Principle in laboratory with qualitative Analysis, New York,1983.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar