I.
Tujuan dari percobaan ini
adalah untuk menentukan urutan kekuatan oksidasi dari halogen dan untuk
mengidentifikasi senyawa alkali tanah dan halide
II.
Perincian Kerja :
·
Identifikasi halogen
·
Penentuan daya oksidasi dari
halogen
·
Identifikasi halida dan
alkali tanah dalam suatu senyawa
III.
Alat dan Bahan
Alat-Alat
Yang Digunakan
·
Tabung reaksi 6 buah
·
Pipet tetes
·
Rak tabung
·
Penutup tabung
·
Beker gelas 500 ml 2 buah
·
Labu semprot
Bahan-Bahan
Kimia
·
I2 ( air iod)
·
Cl2 (air clor)
·
TCE ( C2H3Cl3)
·
Larutan NaI 0,1 M
·
Larutan NaBr 0,1 M
·
Larutan NaCl 0,1 M
·
Aquadest
IV.
Dasar Teori :
Unsur
golongan VIIA ini merupakan unsur nonlogam paling reaktif. Unsur-unsur ini
tidak ditemukan di alam dalam keadaan bebas, melainkan dalam bentuk garamnya.
Oleh karena itu unsur-unsur nonlogam ini dinamakan HALOGEN, yang berasal dari
kata halo genes yang artinya pembentuk garam. Unsur nonlogam yang
termasuk ke dalam golongan Halogen yaitu Fluor (F2), Klor (Cl2),
Brom (Br2), Iodium (I2), dan Astatin (At2).
1.
Fluor
Ditemukan dalam fluorspar oleh Schwandhard pada tahun 1670 dan baru pada tahun 1886 Maisson berhasil mengisolasinya. Merupakan unsur paling elektronegatif dan paling reaktif. Dalam bentuk gas merupakan molekul diatom (F2), berbau pedas, berwarna kuning mudan dan bersifat sangat korosif. Serbuk logam, glass, keramik, bahkan air terbakar dalam fluorin dengan nyala terang. Adanya komponen fluorin dalam air minum melebihi 2 ppm dapat menimbulkan lapisan kehitaman pada gigi.
Ditemukan dalam fluorspar oleh Schwandhard pada tahun 1670 dan baru pada tahun 1886 Maisson berhasil mengisolasinya. Merupakan unsur paling elektronegatif dan paling reaktif. Dalam bentuk gas merupakan molekul diatom (F2), berbau pedas, berwarna kuning mudan dan bersifat sangat korosif. Serbuk logam, glass, keramik, bahkan air terbakar dalam fluorin dengan nyala terang. Adanya komponen fluorin dalam air minum melebihi 2 ppm dapat menimbulkan lapisan kehitaman pada gigi.
2.
Klor
Ditemukan oleh Scheele pada tahu 1774 dan dinamai oleh Davy pada tahun 1810. Klor ditemukan di alam dalam keadaan kombinasi sebagai gas Cl2, senyawa dan mineral seperti kamalit dan silvit. Gas klor berwarna kuning kehijauan, dapat larut dalam air, mudah bereaksi dengan unsur lain. Klor dapat mengganggu pernafasan, merusak selaput lender dan dalam wujud cahaya dapat membakar kulit.
Ditemukan oleh Scheele pada tahu 1774 dan dinamai oleh Davy pada tahun 1810. Klor ditemukan di alam dalam keadaan kombinasi sebagai gas Cl2, senyawa dan mineral seperti kamalit dan silvit. Gas klor berwarna kuning kehijauan, dapat larut dalam air, mudah bereaksi dengan unsur lain. Klor dapat mengganggu pernafasan, merusak selaput lender dan dalam wujud cahaya dapat membakar kulit.
3.
Brom
Ditemukan oleh Balard pada tahun 1826. merupakan zat cair berwarna coklat kemerahan, agak mudah menguap pada temperature kamar, uapnya berwarna merah, berbau tidak enak dan dapat menimbulkan efek iritasi pada mata dan kerongkongan. Bromin mudah larut dalam air dan CS2 membentuk larutan berwarna merah, bersifat kurang aktif dibandingkan dengan klor tetapi lebih reaktif dari iodium.
Ditemukan oleh Balard pada tahun 1826. merupakan zat cair berwarna coklat kemerahan, agak mudah menguap pada temperature kamar, uapnya berwarna merah, berbau tidak enak dan dapat menimbulkan efek iritasi pada mata dan kerongkongan. Bromin mudah larut dalam air dan CS2 membentuk larutan berwarna merah, bersifat kurang aktif dibandingkan dengan klor tetapi lebih reaktif dari iodium.
4.
Iodium
Ditemukan oleh Courtois pada tahun 1811. Merupakan unsur nonlogam. Padatan mengkilap berwarna hitam kebiruan. Dapat menguap pada temperature biasa membentuk gas berwarna ungu-biru berbau tidak enak (perih). Di alam ditemukan dalam air laut (air asin) garam chili, dll. Unsur halogen ini larut baik dalam CHCl3, CCl4, dan CS2 tetapi sedikit sekali larut dalam air. Dikenal ada 23 isotop dan hanya satu yang stabil yaitu 127I yang ditemukan di alam. Kristal iodin dapat melukai kulit, sedangkan uapnya dapat melukai mata dan selaput lendir.
Ditemukan oleh Courtois pada tahun 1811. Merupakan unsur nonlogam. Padatan mengkilap berwarna hitam kebiruan. Dapat menguap pada temperature biasa membentuk gas berwarna ungu-biru berbau tidak enak (perih). Di alam ditemukan dalam air laut (air asin) garam chili, dll. Unsur halogen ini larut baik dalam CHCl3, CCl4, dan CS2 tetapi sedikit sekali larut dalam air. Dikenal ada 23 isotop dan hanya satu yang stabil yaitu 127I yang ditemukan di alam. Kristal iodin dapat melukai kulit, sedangkan uapnya dapat melukai mata dan selaput lendir.
5.
Astatin
Merupakan unsur radioaktif pertama yang dibuat sebagai hasil pemboman Bismuth dengan partikel-partikel alfa (hasil sintesa tahun 1940) oleh DR. Corson, K.R. Mackenzie dan E. Segre. Dikenal ada 20 isotop dari astatin, dan isotop At(210) mempunyai waktu paruh 8,3 jam (terpanjang). Astatin lebih logam disbanding iodium. Sifat kimianya mirip iodium, dapat membentuk senyawa antar halogen (AtI, AtBr, AtCl), tetapi belum bisa diketahui apakah At dapat membentuk molekul diatom seperti unsur halogen lainnya. Senyawa yang berhasil dideteksi adalah HAt dan CH3At.
Merupakan unsur radioaktif pertama yang dibuat sebagai hasil pemboman Bismuth dengan partikel-partikel alfa (hasil sintesa tahun 1940) oleh DR. Corson, K.R. Mackenzie dan E. Segre. Dikenal ada 20 isotop dari astatin, dan isotop At(210) mempunyai waktu paruh 8,3 jam (terpanjang). Astatin lebih logam disbanding iodium. Sifat kimianya mirip iodium, dapat membentuk senyawa antar halogen (AtI, AtBr, AtCl), tetapi belum bisa diketahui apakah At dapat membentuk molekul diatom seperti unsur halogen lainnya. Senyawa yang berhasil dideteksi adalah HAt dan CH3At.
Unsur-unsur halogen mempunyai konfigurasi elektron ns2
np5 dan merupakan unsur-unsur yang paling elektronegatif, oleh
karena itu selalu mempunyai bilangan oksidasi (-1), kecuali fluor yang selalu
univalen, unsur-unsur ini dapat juga mempunyai bilangan oksidasi (+1), (+III),
(+V) dan (+VII). Bilangan oksidasi (+IV) dan (+VI) merupakan anomali, terdapat
dalam oksida ClO2, Cl2O6, dan BrO3.(1)
Kecenderungan kuat dari atom F dan Cl untuk menarik elektron mengakibatkan
bentuk yang sering ditemukan di alam adalah bentuk ion F- dan Cl-,
serta kesulitan dalam pembuatan unsur murni dari bentuk ionnya.
Jika larutan yang berisi halogen X2 (Cl2,Br2,I2) dicampur dengan larutan yang berisi ion halida Y-(Cl-,Br-,I-),
maka dapat terjadi reaksi :
X2 (larutan) + 2Y- (larutan) 2X-
(larutan) + Y2 (larutan)
Reaksi tersebut dapat berlangsung bila X merupakan
oksidator yang lebih baik dari Y. Bila Y merupakan oksidator yang lebih baik
dari X, maka reaksi diatas tidak akan terjadi. Reaksi akan bersifat spontan
dengan arah yang berlawanan. Dalam percobaan ini kita akan mencampurkan larutan
halogen dengan larutan ion halida untuk menentukan daya oksidasi dari
unsur-unsur halogen. Daya oksidasi bervariasi dari satu unsur ke unsur halogen
lainnya di dalam sistem periodik. Didalam air dan khususnya didalam pelarut organik,
halogen mempunyai warna yang khas. Ion-ion halida tidak berwarna didalam air
dan tidak larut dalam pelarut organik. Brom didalam 1,1,1 TCE berwarna orange
(coklat), sedangkan Cl2 dan I2 dalam pelarut tersebut mempunyai warna lain. Brom
lebih larut dalam TCE dibandingkan dalam air, sehingga bila kita mengocok
larutan air brom dengan TCE, maka brom akan pindah ke pelarut TCE dan
menghasilkan warna orange. Kemudian kedalam campuran tersebut ditambahkan
larutan yang berisi ion halida, misalnya Cl-. Lalu dikocok dengan
baik. Bila Br2 merupakan pengoksidasi yang
lebih baik dari Cl2, maka brom akan mengambil
elektron ion Cl- dan berubah menjadi Br- dengan reaksi :
Br2 (larutan) + 2Cl- (larutan) 2Br-
(larutan) + Cl2 (larutan)
Bila reaksi diatas terjadi, maka warna dari lapisan
TCE akan berubah, karena Br2 digunalan dan terbentuk Cl2. Warna lapisan TCE akan berubah, karena Br2 digunakan dan terbentuk Cl2. Warna lapisan
TCE akan berubah dari coklat kewarna larutan Cl2 dalam TCE. Bila reaksi tidak berlangsung, maka warna
TCE akan tetap coklat. Kita harus belajar membedakan halogen dengan ion halida,
karena kedua zat ini tidak sama walaupun namanya hampir mirip.
Halogen ion halida
Brom, Br2 ion
bromida, Br-
Klor, Cl2 ion
klorida, Cl-
Iod, I2 ion iodida, I-
Halogen merupakan molekul dan zat pengoksidasi serta
mempunyai bau. Hanya sedikit larut dalamair dan sangat larut dalam TCE dengan
warna yang berbeda. Ion halida hanya terdapat dalam bentuk larutan dalam air,
tidak berwarna dan tidak berbau dan kebanyakan merupakan zat pengoksidasi. Ion
halida tidak larut dalam TCE.
V.
Hasil dan Pembahasan
Daya oksidasi dari halogen
Warna halogen dalam :
|
Air
|
1,1,1
Trikloroetana
|
Klor
|
Tidak
Berwarna
|
Tidak
berwarna dan terbentuk dua lapisan
|
Iod
|
Sindur
|
Terbentuk
2 lapis, lapisan bawah berwarna ungu dan lapisan atas berwarna sindur
|
Brom
|
-
|
-
|
Reaksi
antara halogen dan ion halida
|
Ion Bromida
|
Ion Klorida
|
Ion Iodida
|
Klor
|
Terbentuk gas dan
tidak mengalami perubahan warna
|
Terbentuk gas dan
tidak mengalami perubahan warna
|
Terbentuk gas dan
tidak mengalami perubahan warna
|
Iod
|
Terbentuk gas dan
tidak mengalami perubahan warna
|
Terbentuk gas dan
tidak mengalami perubahan warna
|
Terbentuk gas dan
tidak mengalami perubahan warna
|
Brom
|
-
|
-
|
-
|
Pembahasan
Senyawa-senyawa
halogen akan membentuk dua lapisan bila dicampur dengan TCE atau C2H3Cl3 dan
perubahan warnanya terjadi sesuai dengan sifat warna dari halogen itu sendiri,
seperti halnya air Iodida setelah penambahan TCE akan berwarna lapisan atas
sindur dan lapisan bawah ungu. Begitu pula warna pada Cl2 bila direaksikan
dengan TCE dan menghasilkan dua lapis tetapi tidak mengalami perubahan warna.
Reaksi
halogen dan ion halida akan terbentuk tidak mengalami perubahan warna tetapi
senyawa tersebut terbentuk gas, ini menandakan ion halide tidak larut dalam
TCE.
VI.
Kesimpulan :
1. Sifat fisik unsur halogen berbeda
antara satu dengan yang lainnya.
2. Menandakan
bahwa ion halida tidak dapat larut dengan TCE
3. Perubahan
reaksi antara halogen dengan ion halida hanya terbentuk gas.
VII.
Saran :
Penempatan bahan kimia dan penggunaan ruang asam masih
belum dimaksimalkan.
VIII.
Daftar Pustaka
Petrucci,
Ralph H. 1993. Kimia Dasar.
Jilid 3. Erlangga. Jakarta.
Syukri.
1999. Kimia Dasar.
ITB. Bandung.
E.J. Slowinsky cs, Chemical Principle in the
laboratory with qualitatives analisis. New York,1993.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar